RSS
Wecome to my Blog, enjoy reading :)

Minggu, 25 Juli 2010

Apalah Arti Cinta ? Hmm..

mungkin dari kalian yang membaca bingung atau heran, kenapa postingannya dari kemarin tentang cinta, motivasi, dan renungan, padahal judul blog ini adalah me and physics, kemana postingan tentang fisika nya?? hehe, karena saya masih belajar, dan ilmu yang saya dapatkan dari fisika masih sangat sedikit ( fisika itu luas ) , jadi saya belum bisa memposting materi fisika untuk sekarang-sekarang ini, mungkin dikemudian hari setelah saya mendapat tambahan ilmu, saya akan berbagi dengan kalian semua.

mengapa saya memposting tentang masalah cinta lagi? karena banyak remaja zaman sekarang yang saya lihat terjebak ke dalam cinta tersebut dan tidak bisa "menjinakannya" sehingga mereka terjerumus ke dalam pacaran. Cinta itu seperti ular, apabila kita tersengat bisa ular itu maka kita akan merasakan sesuatu yang meracuni tubuh kita, dan apabila kita bisa menjinakannya maka terselamatkanlah kita. dan tidak dapat dipungkiri juga bahwa cinta itu bisa datang di mana saja dan kapan saja. Yang harus kita tahu, Cinta itu juga merupakan anugrah yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai umat manusia.



Apalah Arti Cinta ? hmm sebenarnya itu adalah judul lagu yang dinyanyikan oleh band perempuan asal bandung yaitu SHE. Pertama kali denger lagu itu, sepertinya lirik lagu tersebut cocok untuk dijadikan postingan saya kali ini karena isi dari lagu tersebut menceritakan tentang permasalahan yang banyak dialami remaja saat ini yang cenderung masih labil. Mari kita lihat dan baca lirik dari lagu tersebut :

[*]
Apalah arti cinta, bila aku tak bisa
Memilikimu..
Apalah arti cinta, bila pada akhirnya
Tak ‘kan menyatu..

[**]
Sesulit inikah jalan takdirku
Yang tak inginkan kita bahagia

[***]
Bila aku tak berujung denganmu
Biarkan kisah ini ku kenang selamanya
Tuhan tolong buang rasa cintaku
Jika tak kau ijinkan aku bersamanya

back to [*] [**] [***]

Inilah saatnya aku harus melepaskan dirimu

Tuhan tolong buang rasa cintaku
Jika tak kau ijinkan aku bersamanya


hmm biar tahu lagunya coba kalian download lagu tersebut dengan mengklik link di bawah ini :

http://www.4shared.com/audio/zjEkBk0K/She_-_Apalah_Arti_Cinta_wwwmus.htm


mungkin kalo kalian mendengar lagu itu, paling suka dengan kata-kata pada reff lagunya yaitu :

Bila aku tak berujung denganmu
Biarkan kisah ini ku kenang selamanya
Tuhan tolong buang rasa cintaku
Jika tak kau ijinkan aku bersamanya

yang saya analisis dari lagu tersebut adalah lagu itu menceritakan tentang seseorang yang merasakan jatuh cinta pada lawan jenisnya dan berusaha menjaga perasaanya sampai suatu saat tepat pada waktunya tiba yaitu pada saat seseorang tersebut "mampu dan siap" untuk menikahi lawan jenisnya tersebut. Namun seseorang tersebut berpikir ke depan, jika memang apa yang telah dya jaga yaitu perasaanya tidak jodoh ibaratnya dengan dya, dya meminta kepada Allah SWT untuk menghapus rasa cinta yang telah dya pendam lama tersebut. Subhanallah.

hmm kalo kita bayangin rasanya menjadi seseorang tersebut pasti berat banget dan kecewa pastinya, karena seseorang yang telah kita tunggu lama endingnya tidak bersama kita nanti. fiuuuh. tapi kita tidak boleh larut dalam kekecewaan dan kesedihan tersebut karena pasti Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi kita semua.

"............. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

( QS Al-Baqarah : 216 )


Subhanallah..

Mudah-mudahan kita tetap menjaga diri kita dari perbuatan yang dapat membuat dosa bagi kita yaitu pacaran. Lebih baik menjaga perasaan kita walaupun tidak berujung sesuai harapan daripada kita harus pacaran yang menyebabkan banyak dosa di dalamnya. Astagfirullah. Na'udzubillahi min dzalik


Semoga bermanfaat :)

Senin, 12 Juli 2010

Cobalah untuk Menjadi Lebih Baik

tulisan saya kali ini tidak jauh berbeda dengan tulisan tulisan sebelumnya yang banyak mendapat inspirasi dari buku motisakti karya Zen-el-Fuad. maap jika dalam tulisan saya kali ini, agak sedikit kasar. tapi kasar di sini bukan kasar yang berarti negatif, tetapi kasar yang membangun supaya kita sadar.

Anda tentu tahu bahwa segala sesuatu pasti memiliki manfaat ataupun mudarat (kerugian). misalkan khamr atau minuman keras, selain bisa mendatangkan kenikmatan bagi peminumnya, ia bisa menimbulkan kerugian yang sangat jauh lebih besar bagi kesadaran dan tubuh kita tentunya. Minuman keras dapat memicu berbagai gangguan fungsi organ-organ tubuh. Begitupun pacaran, ada kebaikannya dan ada pula keburukannya. bahkan efeknya pun mirip, yaitu sama sama memabukkan. Bagi yang sedang pacaran dengan seseorang coba renungkan kata-kata tersebut.

Maka, beruntunglah bila Anda saat ini tidak punya pacar, penulis sangat salut dan bersyukur. mengapa? sebab, orang yang menyengajakan diri untuk tidak pacaran, bukan karena tidak laku atau karena takut di putus pacarnya, tetapi hanya karena Allah. Ia yakin sepenuhnya kepada Allah atas jodohnya nanti. Yakinlah, bahwa satu-satunya pacaran yang paling enak dan halal adalah pacaran setelah menikah. mau ngapain aja juga boleh, asalkan tidak bertentangan dengan ketetntuan Allah. Bedakan dengan pacaran sebelum menikah, maka Anda akan serba terbatas. Sekedar menatap wajah, apalagi sampai menyentuh, setan pasti akan girang melihat Anda melakukannya.

Padahal, semakin lama Anda berpacaran, maka semakin besar peluang untuk bersinergi dan bercinta dengan setan di dunia dan di akhirat. Na'udzubillahi min dzalik. Maka tahanlah diri Anda dari nafsu untuk berpacaran karena masih banyak hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Karena dengan pacaran dapat menyebabkan berbagai macam zina muncul. Jaga perasaan Anda sampai suatu saat pada waktunya tiba. Saat ini Anda mungkin bisa menyalurkan energi Anda lewat aktifitas olahraga, kegiatan ekskul, organisasi atau hal-hal berguna lainnya. Ingat, sekarang dunia ini butuh orang-orang yang mau menebar manfaat bukan sekedar menebar aurat atau pesona. Fokuslah kepada cita-cita Anda dan kebahagiaan orang tua Anda, selagi orang tua Anda masih ada di dunia ini. dan tolonglah atau bantu teman-teman Anda dalam menghadapi kesulitan mereka, sesungguhnya orang yang paling berguna adalah orang-orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Nah, bagi Anda yang masih memiliki pacar, sekarang silakan ambil telpon Anda, hubungi dia dan putuskan pacar Anda. Berikan alasan yang tepat, berikan pengertian kepada dia bahwa bukan karena Anda ingin selingkuh atau dekat dengan orang lain, tetapi hanya ingin menjadi seseorang yang lebih baik dari masa yang telah berlalu yaitu pacaran. mudah-mudahan pacar Anda tersebut mengerti dengan hal itu dan bangga terhadap Anda. bersyukurlah kawan jika Anda masih diberikan pencerahan oleh Allah SWT. janganlah Anda terlarut dalam kesedihan jika ditinggal sang pacar, karena air mata Anda itu tidak pantas menangisi hal yang membuat Anda tersesat tersebut. bersyukurlah sekali lagi saudara kepada Allah SWT.

kata kata dari buku motisakti :

" karena aku mencintaimu, maka ijinkanlah aku untuk mengakhiri hubungan yang semu dan fana yang diliputi banyak dosa ini. Dan kekosongan hatiku akan Ku isi dengan cinta yang lebih murni, cinta pada ilahi. Jika memang kita berjodoh, jangan khawatir, tiada yang dapat mencegahmu menjadi istriku kelak. Allah sudah mengatur datangnya jodoh bagi kita masing-masing, karena pacaran tidak akan mempercepat datangnya jodoh, justru ia mempercepat datangnya Azab Allah. Semoga engkau ikhlas menerimanya."

Minggu, 11 Juli 2010

Belajar dari Ali dan Fatimah

Kisah pertama ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah

chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta.
Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.

Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,
namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah
sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,
seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.
’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,
sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu,
’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam.
Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.
Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.
Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar.
Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak.
Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi.
Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya.
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung.
Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.
Mungkin tidak sekarang.
Tapi ia siap ditolak.
Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,

dalam suatu riwayat dikisahkan

bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)

Fathimah berkata kepada ‘Ali,

“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kisah ini disampaikan disini,

bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an

Kisah ini disampaikan

agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah

bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi

dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu

Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba.


Artikel ini saya ambil dari blog... http://aisyahkecil.wordpress.com


Jumat, 09 Juli 2010

Lakukanlah Hal yang Bermanfaat

liburan terasa hampa, sepi, bingung mau ngapain atau istilah orang-orang mah suka bilang flat lah kalau selama liburan cuma "bangun tidur makan bangun tidur makan", gak ada yang bisa di lakuin pokoknya deh. sayang banget kan yaa kalau liburan kita diisi dengan hal yang kurang bermanfaat seperti tanda kutip di atas tersebut.

hmm saran aja dari saya jika liburan Anda bingung mau ngapain, mendingan Anda melakukan hal-hal yang bermanfaat deh misalnya olahraga, ikut organisasi di sekolah atau di kampus, datang ke tempat-tempat bermanfaat ( kajian di mesjid, toko buku, dsb ), dan jika Anda tidak punya uang sehingga malas keluar rumah, Anda mungkin bisa melakukan kegiatan yang sederhana misalnya sedikit demi sedikit menghafal Al-Quran, membaca buku islam atau ilmu pengetahuan, atau sekedar beres-beres rumah saja.

Allah pun memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, bahkan dituntunnya umat manusia untuk mengisi seluruh 'ashr ( waktu )-nya dengan berbagai amal dengan mempergunakan semua daya yang dimilikinya.

Berikut sekelumit potret kehidupan para ulama dalam memaksimalkan waktu untuk amal-amal ketaatan. ( copas dari perpustakaan-islam.com )

Ibnu Mas’ud

Beliau salah seorang sahabat yang mulia, beliau pernah berkata, “Aku belum pernah menyesali sesuatu seperti halnya aku menyesali tenggelamnya matahari, dimana usiaku berkurang, namun amal perbuatanku tidak juga bertambah”


Amir bin Abdi Qais

Beliau seorang tabi’in yang zuhud. Ada seorang pria berkata kepadanya, “Berbincang-bincanglah denganku”. Amir bin Abdi Qais menjawab, “Tahanlah matahari” Artinya, “Cobalah hentikan perputaran matahari, jangan biarkan ia berputar, baru aku akan berbincang-bincang denganmu. Karena sesungguhnya waktu ini senantiasa merayap dan bergerak maju, dan setelah berlalu ia tak akan kembali lagi. Maka kerugian akibat tak memanfaatkan waktu adalah jenis kerugian yang tidak dapat diganti atau dicarikan kompensasinya. Karena setiap waktu membutuhkan amal perbuatan sebagai isinya”

Hammad bin Salamah (91 H - 167 H)

Musa bin Isma’il At-Tabudzaki pernah menuturkan, “Kalau aku mengatakan kepada kalian bahwa Hammad bin Salamah tak pernah tertawa, niscaya aku tidak berdusta. Beliau itu memang orang yang sangat sibuk. Kegiatannya hanya meriwayatkan hadits, membaca, bertasbih atau shalat. Beliau membagi-bagi waktu siangnya hanya untuk itu saja”

Muridnya sendiri, Abdurrahman bin Mahdi, pernah menuturkan, “Kalau ada orang yang berkata kepada Hammad bin Salamah, “Engkau akan meninggal besok”, niscaya Beliau tidak akan mampu lagi untuk menambah sedikitpun dalam amalnya”

Yunus bin Al-Mu’addab menegaskan, “Hammad bin Salamah meninggal dunia saat beliau shalat. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya

Muhammad bin Suhnun (202 H-256 H)

Al-Maliki menuturkan, “Muhammad bin Suhnun memiliki seorang sariyyah, budak wanita milik sendiri- yang bernama Ummu Mudam. Suatu hari ia bertandang ke rumahnya. Saat itu beliau sibuk menulis buku di malam hari. Datanglah saat santap malam. Budak itu meminta ijin masuk kamarnya, “Saya sedang sibuk’, ujar Muhammad.

Karena terlalu lama menunggu, maka sang budak menyuapkan makanan itu ke mulut Beliau sampai Beliau mengunyahnya. Hal itu berlangsung lama, dan Beliau tetap dalam kondisi demikan, hingga datang waktu shalat subuh.

“Maaf, aku sangat sibuk sehingga melupakanmu tadi malam wahai Ummu Mudam.Tolong berikan makanan yang engkau tawarkan tadi malam!” Tuanku, demi Allah, aku sudah menyuapkannya ke mulutmu”, ujar budak itu heran. “Lho, kok aku tidak merasakannya?”, tanya Muhammad lebih heran lagi


Jadi, manfaatkanlah waktu Anda dengan hal-hal yang bermanfaat agar hidup Anda pun berkualitas serta bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, dan jauhkanlah diri Anda dari orang-orang yang mungkin dapat menyesatkan Anda ke dalam kemaksiatan yang dapat merusak keimanan serta ketakwaan Anda.

Minggu, 04 Juli 2010

tersenyumlah : )

entah mengapa dapet ide buat nulis blog tentang tersenyum ini, hhe mungkin karena banyak orang yang sedang sedih sekarang ini kali yaa. okee di mulai saja. saya mendapat inspirasi dan banyak mengutip untuk menulis ini dari buku motisakti karya dari Zen el Fuad.

siapakah di antara Anda yang dalam menjalani kehidupan ini tidak memiliki masalah? hmm pasti semua orang mempunyai masalah bukan? saya pun begitu, saya mempunyai masalah seperti kalian semua. berterima kasihlah kita masih di berikan masalah oleh Allah SWT karena berarti kita masih di perhatikan oleh Nya agar kita dapat berprestasi dalam hidup ini. Yang penting bukan masalahnya, tetapi Anda, yakni bagaimana cara Anda menyikapi masalah yang ada, mulai dari masalah yang kecil hingga masalah yang tidak mudah.

masalah memiliki karakter yang fana. oleh karenanya, yakinlah selama Anda masih bernafas di dunia yang fana ini, tidak ada masalah yang abadi. karena masalah yang dihadirkan kepada Anda sudah didesain oleh Allah SWT bahwa Anda pasti bisa menyelesaikannya. sudah diukur keseimbangannya antara beban masalah dengan kemampuan Anda menyelesaikannya, dan yakinlah Allah SWT tidak pernah salah mengukurnya.

jangan menunggu bahagia baru Anda tersenyum, tapi tersenyumlah maka Anda akan berbahagia. senyum dan bahagia adalah paket yang akan membawa Anda untuk sukses. optimislah seratus persen bahwa Anda bisa mencapai impian Anda. optimislah bahwa Anda bisa tersenyum kapan saja, sehingga Anda bisa berbahagia kapan saja pula. yakinkan pada diri Anda bahwa apa pun yang terjadi, selama Anda tetap fokus pada kebaikan, Anda berhak untuk tersenyum bahagia.

Anda pun bisa bercermin dengan kejadian-kejadian yang ada di sekitar Anda. banyak sekali yang bisa Anda pelajari hikmahnya dari alam semesta ini. misalnya :

1. Anda bisa belajar dari seekor ikan. ternyata, ikan yang ditempatkan pada air yang bergerak akan lebih cepat besar daripada jika ikan tersebut ditaruh di kolam atau air yang diam. artinya, Anda akan lebih cepat dewasa ketika Anda hidup dipenuhi berbagai macam ujian dan masalah. masalahlah yang membantu menggerakan Anda menuju impian Anda. tanapa adanya masalah mungkin Anda tidak akan pernah sekuat ini, tidak akan pernah sesukses ini.

2. Anda juga bisa belajar dari bintang yang bersinar terang di kegelapan malam. sehingga Anda pun paham, agar bisa menjadi sang bintang maka Anda harus berani menghadapi kegelapan malam. berani menghadapi masalah-masalah hidup Anda yang sepertinya begitu nyaman.

coba kita lihat bayi yang sedang tersenyum di bawah ini, lebih menyenangkan bukan untuk kita melihat nya? dibandingkan dengan bayi yang sedang menangis. hehe coba saja tanya ibu RT dan bapak RT jika Anda tidak percaya :D


ayooooo tersenyuuum : )

hikshiks :D , meskipun kita sedang sedih tetapi tetaplah untuk tersenyum untuk bangkit dari kesedihan tersebut.
 
Copyright 2009 me and physics Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Ezwpthemes